Rabu, 24 Agustus 2011

Bahagia Berlebihan, Usia Lebih Pendek?



               Jika Anda mengira kebahagiaan bisa membawa seseorang hidup panjang umur, pikirkan ulang. Sejumlah ilmuwan justru mengklaim orang-orang yang ‘terlalu bahagia’ cenderung meninggal lebih muda.
            Para ilmuwan meyakini bahwa anak-anak yang memiliki sifat “terlalu ceria” akan meninggal lebih muda ketimbang teman-teman mereka yang lebih tertutup. Alasannya, anak-anak dengan sifat seperti ini akan menjalani gaya hidup bebas yang tidak jarang mengandung resiko dan tidak sehat.
            Selain itu, orang-orang dengan kepribadian terlalu ceria ini lebih mungkin memiliki masalah kejiwaan seperti depresi bipolar, yang menyebabkan penderitanya mengalami perubahan emosi ekstrim dari luar bisa bahagia menjadi sedih berlebihan.
            Pada studi ini, para peneliti dari berbagai universitas meneliti data anak-anak dari tahun 1920-an hingga mereka berusia lanjut. Dari penelitian itu, mereka mendapatkan statistik bahwa anak-anak yang dinilai terlalu ceria ternyata memiliki usia lebih pendek ketimbang teman-teman sekelasnya yang lebih pendiam.
            Salah satu peneliti, Professor June Gruber, menilai banyak orang memaksakan diri untuk berbahagia namun akhirnya justru kecewa karena kenyataan yang terjadi tidak sesuai ekspektasinya.
            “Ketika seseorang bersikap terlalu ceria dengan harapan hal ini akan membuat mereka bahagia, itu justru bisa mengakibatkan rasa kecewa,” jelasnya.
            “Indikator kebahagiaan paling kuat bukanlah uang atau pengakuan atas kesuksesan maupun ketenaran seseorang. Melainkan memiliki hubungan sosial yang berarti,” lanjut Gruber.
            “Artinya cara terbaik untuk meningkatkan kebahagiaan anda adalah berhenti merasa khawatir apakah Anda bahagia atau tidak. Sebaiknya, alihkan energi Anda untuk membangun hubungan sosial Anda dengan orang lain,” pungkasnya.
            Hasil studi ini sendiri telah dipublikasikan di jurnal Perspective on Psychological Science.

Selasa, 23 Agustus 2011

Diare Masih Jadi Momok

            Diare masih merupakan penyakit nomor 5 penyebab kematian untuk kelompok semua umur, dan nomor 2 untuk balita di dunia, termasuk Indonesia. Penyebab diare antara lain karena anak mengalami dehidrasi, dan kurangnya kesadaran pada masyarakat terhadap pola hidup yang bersih dan sehat. Penyakit diare bisa disebabkan oleh kuman, dan dapat menjangkiti siapa pun dari segala usia dan lapisan masyarakat. Penyebab lainnya adalah pola hidup yang tidak sehat dan tidak bersih yang dimulai dari lingkungan terkecil dalam masyarakat, yaitu keluarga.
            Dokter Helmin Agustina, Medical Manager Consumer Health Divison PT Kalbe Farma Tbk, menuturkan penyebab diare terdiri dari 2 macam, yaitu infeksi dan bukan infeksi. Infeksi bisa menyerang saluran pencernaan dengan penyebab virus, bakteri, dan protozoa.
            Yang bukan infeksi dapat disebabkan dari obat, alergi makanan, intoleransi, gangguan absorsi makanan dari jenis makanan tertentu.
            “Kuman-kuman penyebab diare masuk ke tubuh bersamaan dan menyerang sistem pencernaan. Diare ditandai dengan buang air besar lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi cair, atau lebih dari 70 % adalah air, dan volume yang banyak. Selain itu juga disertai gejala mual, kembung, perut melilit, dan demam,” ujarnya.
            Dia menyebutkan diare tidak ditanggulangi dengan baik, akan berujung pada kematian. Penyakit tersebut bisa diatasi dengan pengobatan yang tepat, dan bisa dicegah dengan memperhatikan kebersihan.
            Untuk itu PT BKB UFO Syariah, melalui produknya XAMthone Plus, memberikan perhatian serius dalam mengurangi angka kematian akibat diare. Caranya dengan mendukung program Indonesia sehat dalam kampanye Gerakan Kebersihan untuk Keluarga Sehat Indonesia 2011.
            “Gerakan tersebut adalah mencuci tangan sebelum beraktivitas, memasak makanan sampai matang, membersihkan lingkungan, menutup makanan dengan tudung saji, dan memilih XAMthone Plus untuk mengobati diare dengan cara benar.”

Tak Hanya Lansia, Katarak Juga Bisa Serang Bayi



            Jangan dikira katarak hanya dialami kaum lanjut usia (lansia), tapi bayi baru lahir pun ternyata juga bisa terkena katarak. Hal ini bisa terjadi karena selama di dalam kandungan bayi telah terinfeksi toksoplasma. Dalam sebulan ini, RS Mata Undaan tercatat menangani tiga bayi yang menderita katarak congenital.
            Direktur RS Mata Undaan, dr. Herminiati SpM mengatakan, selama ini penderita katarak memang masih didominasi mereka yang berusia di atas 50 tahun. Namun bayi sebenarnya juga berpotensi terkena katarak. “Katarak memang bisa juga dialami oleh bayi. Hanya saja berbeda dengan para lansia, balita yang mengalami katarak disebabkan faktor congenital atau kelainan bawaan sejak lahir,” kata Herminiati, Jumat (29/4).
            Ia menjelaskan, hal ini bisa terjadi pada bayi jika selama dalam kandungan janin terinfeksi rubella atau toksoplasma. “Jadi, ketika lahir, terdapat selaput tipis di matanya. Ini merupakan pertanda bayi mengalami katarak,” tuturnya.
            Untuk itu, dokter spesialis penyakit mata ini menekankan, pentingnya deteksi dini, “Bagi ibu hamil teraturlah memeriksakan diri ke dokter saat hamil, jadi ketika ada virus rubella atau toksoplasma bisa segera ditangani,” ujarnya.
            Selain itu, ia menyarankan, apabila petugas rumah sakit di daerah menemui kasus dan tidak bisa menangani, pasien sebaiknya langsung dirujuk ke RS khusus yang bisa memberikan penanganan sebelum terlambat.
            RS Mata Undaan sendiri gencar menyosialisasikan pentingnya deteksi dini untuk mencegah kebutaan. Salah satunya dengan menggelar seminar untuk dokter umum bertema “Peran Dokter Keluarga dalam Upaya Pencegahan Kebutaan”. Acara yang digelar dalam rangka HUT RS Mata Undaan ke-78 ini akan berlangsung, Sabtu (30/4).
            Herminiati mengatakan, seminar tersebut membahas beberapa penyakit mata yang banyak dialami masyarakat. Dengan begitu, ketika ada kasus, dokter umum bisa lebih dulu memberikan penanganan awal. “Minimal ada tindakan medis awal. Jika memang kondisinya parah, bisa dirujuk ke RS Mata Undaan,” katanya.
            Berdasarkan data di RS Mata Undaan, tahun lalu terdapat 7.353 pasien yang berobat. Jumlah tersebut termasuk pasien yang menjalani rawat jalan dan rawat inap. Mayoritas pasien yang ditangani berada dalam tahap sedang hingga berat. Katarak sendiri termasuk lima penyakit terbanyak yang ditangani rumah sakit tersebut.

Minggu, 21 Agustus 2011

Yuk, Bergandengan Tangan Bersama Odapus!

Asyiknya Bertemu Pemerhati Odapus Lewat Facebook
       Lupus si anak muda tokoh dalam komik itu memang lucu, tapi lupus satu ini sangat tidak lucu. Lupus adalah penyakit yang butuh perhatian dan kepedulian banyak lini, mulai deteksi hingga pengobatan.
            Baru-baru ini, para pengurus Yayasan Lupus Indonesia (YLI) mendatangi kantor Menteri Kesehatan RI, dr Endang Rahayu Sedyaningsih MPH Dr PH. Ia mengharapkan semua komunitas LSM Pemerhati Lupus seluruh Indonesia untuk bekerja sama mengumpulkan data Odapus (orang dengan lupus) dengan pengelompokan sesuai peta kondisi lupus di Indonesia.
            Prof. Dr. Zubairi Djoerban SpPD (KHOM) turut mendampingi pengurus YLI yang diketuai Tiara Savitri SPd. Prof. Zubairi menyatakan bahwa penanganan lupus di tingkat deteksi dini, penanggulangan, ataupun terapinya akan mudah dilakukan. Pasalnya, ketersediaan obat-obatan bagi kelompok deteksi dini telah terjamin di mayoritas puskesmas seluruh Indonesia secara gratis.

            Belum diketahui penyebabnya...

            Lupus adalah penyakit ”auto-immune disease” yang hingga saat ini belum diketahui penyebabnya. Sebanyak 10.314 penderita lupus ditemukan di Indonesia (data September 2010) dan angka ini terus meningkat pesat sejak kampanye mulai dilakukan YLI pada 2005.
            Dengan dikenali sedini mungkin, penderita lupus yang salah satunya gejalanya berupa ruam berbentuk kupu-kupu di wajah ini akan mendapat pengobatan yang tepat. Hasilnya, angka kematian bisa berkurang yang pada akhir 2010 lalu di Indonesia mencapai lebih 400 orang.
            Lupus sebagian besar adalah wanita usia produktif. Sebanyak 8 dari 10 kasus baru yang muncul menimpa wanita usia 15-60 tahun.

            Fokus program pada edukasi

            YLI sendiri menekankan program pada peningkatan sosialisasi agar masyarakat semakin mengenal gejala-gejala awal dan konsekuensi kesehatan akan lupus. Di antaranya dengan cara memfasilitasi proses peningkatan informasi penatalksanaan lupus bagi dokter umum, perawat, dan bidan di daerah tertinggal dengan cara membantu pencarian materi, mencetak, membagikan, juga memfasilitasi penyelenggaraan pelatihan.
            Kemudian, YLI juga akan mengupayakan, bantuan pendanaan untuk membantu penderita yang kurang mampu. YLI juga melakukan koordinasi dengan organisasi lupus sedunia, sebagai upaya pembaruan data, perkembangan pengobatan, dan pelaksanaan program yang dapat diaplikasikan di seluruh dunia.

           Kegiatan World Lupus Day 2011

            Dalam rangka memperingati World Lupus Day 2011, YLI mengadakan serangkaian kegiatan bertema ”Knot the Spirit For Lupus People”. Kegiatan akan berlangsung di Jakarta, Bogor, dan Yogyakarta sejak 7 Mei - 9 Juli 2011.
            Rangkaian kegiatan sosialisasi akan dimulai di Jakarta pada 7 Mei 2011 dengan kegiatan ”Branding on the Street” di perempatan lampu merah Taman Kota Menteng dan sekitarnya. Acara dilanjutkan dengan Malam Renungan dan Apresiasi Hari Lupus Dunia 2011.
            Pada kegiatan tersebut, YLI juga akan meluncurkan buku antalogi Surat Untuk Tuhan yang telah meraih penghargaan World Record dengan kategori buku dengan jumlah penulis Odapu terbanyak.
            Pada 8 Mei 2011, acara dilanjutkan dengan talkshow bertema ”Lupus Warisan Unik” di Aula Gedung PMI yang disampaikan oleh para pakar Lupus, seperti Prof. Dr. Zubairi Djoerban SpPD KHOM, Dr. Ali Sungkar SpOG (K), Dr. Nia Kurniati, SpA KAI.
            Selanjutnya, akan diadakan pertemuan untuk memotivasi para Odapus yang akan dibawakan oleh motivator Sigit Risat dari Harmoni Training & Character Building, bertemakan ”Kekuatan Cinta dan Semangat”.
            Acara yang sama dengan tema ”Lupus Warisan Unik” juga akan diselenggarakan di Yogyakarta, 21 Mei 2011 yang akan diramaikan pula dengan sosialisasi.
            Kegiatan sosialisasi di Bogor akan diselenggarakan 9 Juli 2011 di Botani Square. Bertemakan “Lupus Warisan Unik”, acara juga akan dimeriahkan oleh G Star, kelompok musik yang menggunakan perlengkapan musik daur ulang.
            Sebagai puncak rangkaian kegiatan, 12 Juni 2011 akan diselenggarakan “Walk 4 Lupus” di area bundaran HI, Jakarta, dan sekitarnya. Acara dalam rangka menarik perhatian dunia untuk “Knot The Spirit For Lupus People (Ikatan Semangat Bagi Odapus)” melalui kegiatan bergandengan tangan manusia terbanyak.

Lemak Tubuh yang Tak Teraba Lebih Berbahaya Lo...

Lemak Tubuh yang Tak Teraba Lebih Berbahaya Lo...
Coba pegang perut dan pinggang Anda, adakah lipatannya? Jika iya, itulah lemak di bawah kulit. “Lemak yang satu ini tentu mempengaruhi penampilan,” kata dr Samuel Oetoro MS SpGK, pakar gizi. 



Di samping lemak di bagian tersebut, ada lemak yang tidak teraba. Inilah yang berbahaya. “Sebab, ia bisa menutupi usus dan liver,” jelas Samuel.


Belakangan, lanjut Samuel, banyak orang yang mengalami timbunan intra abdominal fat. Ini berarti lemak berada tersembunyi di dalam organ. “Penderitanya memiliki profil LDL tinggi, HDL rendah, dan hormon insulin yang mengontrol kadar gula darahnya tidak bekerja.”


Kondisi itu juga dapat dialami oleh mereka yang kurus. Akan tetapi, orang obesitas memiliki risiko komplikasi lebih berat terkait kelebihan bobot. “Mulai dari stroke, kanker, penyakit sendi, empedu, dan obstructive sleep apnea,” urai Samuel.


Seseorang akan masuk dalam kategori obesitas derajat satu ketika indeks massa tubuhnya (IMT) 29,9. Obesitas derajat dua terukur dengan IMT di atas 30. Sedangkan, morbid terlihat dari IMT di atas 40.


Samuel juga mengajak masyarakat untuk mengukur lingkar pinggang. Cobalah meraba tulang iga paling bawah dan tulang pinggul lalu tarik meteran di tengah kedua bagian tubuh tersebut. Anda juga dapat melakukannya dengan mengukur lingkar pinggang bagian perut yang paling menonjol. “Pria yang lingkar pinggangnya lebih dari 90 cm dan wanita lebih dari 80 cm akan mengalami risiko penyakit yang lebih tinggi meskipun IMT-nya normal,” papar Samuel.
Ia menyarankan untuk membiasakan tubuh berolahraga untuk mencegah obesitas. bagaimana dengan obat-obatan penurun berat badan? "Lupakan saja," katanya.

Waspadai, Gagal Ginjal Sering Kali Tanpa Gejala!



Waspadai, Gagal Ginjal Sering Kali Tanpa Gejala!Seorang wanita yang sedang berbaring di tempat tidur sebuah rumah sakit tampak setengah tak percaya saat mendengar ucapan dokter yang merawatnya. Dokter mengatakan, ginjalnya sudah rusak, tidak bisa lagi berfungsi dan ia disarankan untuk segera menjalani proses cuci darah sebagai pengganti ginjal.

Seumur hidupnya, belum pernah wanita ini berpikir akan menjalani proses cuci darah. Namun, kenapa ia bisa mengalami hal ini? Padahal, ia selama ini tidak pernah mengalami gejala atau keluhan sakit apa pun?

Ilustrasi kasus di atas sering kali ditemukan di masyarakat. Bisakah seseorang tiba-tiba divonis mengalami gagal ginjal kronik tanpa sebelumnya menunjukkan gejala? Jawabannya adalah ya.

Menurut dr Candra Wibowo, SpPD, spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit Mitra, Kemayoran, Jakarta, masyarakat memang perlu mewaspadai penyakit ginjal kronik (PGK) karena penyakit yang satu ini tidak memberikan gejala peringatan dini.

Sering kali fungsi ginjal pasien diketahui sudah jauh memburuk sehingga harus digantikan segera dengan terapi pengganti ginjal (TPG) seperti hemodialisis atau dikenal juga dengan sebutan cuci darah, peritoneal dialisis. Jika memungkinkan, dilakukan cangkok ginjal untuk menggantikan ginjal yang rusak.

Di Indonesia, banyak pasien datang berobat ke dokter dengan kondisi PGK pada stadium lanjut karena tak mengalami keluhan selama bertahun-tahun. Candra menjelaskan, pasien kerap datang dalam stadium lanjut tanpa gejala sebelumnya. Padahal, penurunan fungsi ginjal sebenarnya terjadi secara bertahap dalam waktu lama sehingga tubuh sudah mengadaptasinya tanpa keluhan yang berarti.

Namun, ketika PGK mencapai stadium lanjut, tubuh tidak dapat lagi mengeluarkan zat-zat yang harusnya keluar dari tubuh. Sebagai akibatnya, zat yang harusnya keluar tersebut menjadi racun bagi tubuh kita.

Semakin lama tumpukan racun dan sisa metabolisme sel dapat memberikan gejala mual, muntah, selera makan turun, bengkak, batuk, dan sesak, kulit kering dan gatal, bahkan napas bau urine. Akibat yang fatal bisa terjadi, seperti irama jantung menjadi tidak teratur, gagal jantung, dan penurunan kesadaran yang disebut koma uremikum, sampai meninggal mendadak. Jika sudah mengalami gejala seperti di atas, mau tidak mau dibutuhkan terapi pengganti ginjal secepatnya sehingga biasanya pasien akan disarankan untuk dicuci darahnya secepatnya oleh dokter.

Bagaimana kita dapat mengenal gejala dan tanda-tanda dini PGK? Pasien harus melakukan deteksi dini dengan cara penapisan (screening), terutama pada orang yang mempunyai faktor risiko PGK. Mereka adalah pengidap diabetes melitus atau kencing manis, darah tinggi, obesitas, kolesterol, asam urat, batu saluran kemih, dan infeksi saluran kemih berulang.

Pasien dengan riwayat pernah mengalami gangguan fungsi ginjal, atau memiliki riwayat penyakit dalam keluarga dengan penyakit ginjal hendaknya juga melakukan deteksi dini. Kita yang berusia lebih 40 tahun tanpa gejala sebaiknya juga melakukan penapisan umum (general medical check-up) untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan secara keseluruhan.

Hal ini penting karena penyebab sebagian besar (60-70 persen) PGK adalah sekunder, yang artinya penyakit awalnya bukan berasal dari ginjal itu sendiri, tetapi berasal dari penyakit sistem organ lain seperti diabetes, hipertensi, hiperurisemia, kolesterol, obesitas, penyakit jantung dan hati, serta otoimun.

Dengan mengendalikan faktor risiko, kita dapat mencegah PGK atau memperlambat kerusakan ginjal lebih lanjut sehingga tidak masuk ke stadium akhir yang memerlukan TPG.

"Mengendalikan faktor risiko tersebut tidak harus selalu dengan obat, tapi yang paling mudah yang dapat Anda lakukan adalah perubahan gaya hidup dan hal ini merupakan pilar utama dalam pencegahan PGK. Gaya hidup sehat yang melekat dalam aktivitas sehari-hari amat membantu dalam membentuk kesehatan jasmani dan rohani kita," papar Candra.

Menurunkan berat badan adalah PR yang  sulit bagi mereka yang sudah dalam kondisi obesitas. Diet dan olahraga hendaknya dipahami benar sehingga target berat badan ideal dapat dicapai. Makanan tidak sehat yang sering kali dikonsumsi  saat waktu luang dapat diganti dengan buah-buahan sebagai cemilan sehat.

Lebih lanjut, Candra menyarankan untuk mengurangi menu berlemak, makanan manis, dan junk food. Makanan cepat saji harus dihindari karena merupakan makanan tak sehat. Olahraga juga sebaiknya dilakukan minimal empat kali seminggu dan selama 30 menit tiap sesi.

Diet dan olahraga yang baik terbukti dapat mencegah PGK dan menurunkan progresivisitas dari PGK. Dengan gaya hidup yang sehat tersebut, kita dapat mengendalikan penyakit-penyakit dasar yang menjadi faktor risiko PGK. (Intan AF)/Kompas.com/health.

Foto Terkait

Jumat, 19 Agustus 2011

Puasa Memperlambat Proses Penuaan



Puasa Memperlambat PenuaanPuasa bagi umat Islam adalah tidak makan dan minum serta menghentikan segala sesuatu yang membatalkan sejak terbit fajar sampai terbenam matahari. Selain menahan haus dan lapar, dari sisi ilmu kedokteran, berpuasa ternyata bisa memberikan Anda sejumlah manfaat kesehatan.

Menurut dr Siti Setiati, SpPD, spesialis penyakit dalam dari Divisi Geriatri Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indoenesia (FKUI), dengan berpuasa, jumlah kalori makanan akan berkurang.

"Pembatasan jumlah kalori makanan adalah salah satu cara yang telah terbukti dapat memperlambat penuaan serta mencegah penyakit yang sering timbul pada usia lanjut dan kanker," katanya, Rabu (27/7/2011) di Jakarta.

Saat berpuasa, umumnya akan terjadi pengurangan jumlah kalori yang diasup hingga 10-40 persen dari kebutuhan sehari-hari. Hasil penelitian pada binatang menunjukkan, dengan mengurangi jumlah kalori, ternyata dapat memperpanjang usia harapan hidup, menurunkan risiko kanker, serta mencegah berkembangnya penyakit, seperti diabetes dan ginjal.

"Penelitian pada manusia juga sudah ada. Hasilnya, komposisi lemak tubuh berkurang, tekanan darah membaik, kolesterol turun, risiko diabetes berkurang, dan dapat memperlambat proses penuaan," katanya.

Siti mengatakan, berbagai penelitian dan literatur memang telah membuktikan manfaat puasa bagi kesehatan. Namun, seseorang tentu tidak akan langsung merasakan khasiatnya jika hanya puasa sebulan. "Ini tentu bukan puasa yang hanya dilakukan satu bulan saja, tetapi harus terus-menerus dilakukan dalam bulan-bulan berikutnya," katanya.

Manfaat restriksi (pembatasan) kalori, kata Siti, juga berpengaruh pada kesehatan jantung. Pembatasan kalori dipercaya dapat memompa jantung menjadi lebih kuat dan membuat seseorang tidak mudah lelah setelah melakukan aktivitas atau olahraga.

Sementara itu, DR dr Ari Fahrial Syam, SpPD, ahli kesehatan pencernaan dari RSUPN Cipto Mangungkusumo, mengatakan, proses puasa yang dijalankan idealnya bukanlah yang bersifat "balas dendam", yakni membalaskan atau makan semaunya di luar jam puasa. Sebab, dalam proses berpuasa, pada dasarnya harus ada penurunan berat badan.

Menurut Ari, puasa dapat diistilahkan seperti konsep alternate day fasting, di mana dalam satu hari setengah makan, setengah berpuasa. Tujuan di situ adalah pengurangan asupan kalori. "Biasanya penurunan berat badan sekitar 5 persen," katanya.

Ari menegaskan, jika seseorang mengalami penurunan berat badan, akan diikuti dengan penurunan kalori, kolesterol, lemak, radikal bebas, dan peningkatan antioksidan. Saat berpuasa, ada baiknya mengonsumsi sayur dan buah yang mengandung banyak antioksidan.

Pasalnya, dengan banyak makan sayur dan buah, sebenarnya di dalam usus telah terjadi penyerapan kolesterol dan pengurangan gula oleh serat-serat.

"Prinsipnya, kalau kita berpuasa, tubuh tetap memproduksi gula dan lemak dihancurkan. Dengan lemak dihancurkan, otomatis timbunan-timbunan yang tidak perlu jadi berkurang. Efeknya penurunan berat badan," katanya. Sumber : Kompas.com

Foto Terkait

Kamis, 18 Agustus 2011

Kanker Kelenjar Getah Bening Sembuh dengan XAMthone Plus



Kanker Kelenjar Getah Bening Sembuh  Dengan XAMthone PlusSeseorang yang menderita penyakit kanker getah bening saat ini tidak perlu khawatir karena ada produk alami dari kulit buah manggis yang sangat berkhasiat. Jus XAMthone plus namanya. Seperti yang dikisahkan oleh salah seorang pelanggan XAMthone plus di bawah ini.

"XAMthone plus membantu saya dalam melawan penyakit kanker getah bening," tutur Fr. Isnani Wulandari asal Lampung Tengah. Ya, XAMthone plus memang ampuh menyembuhkan berbagai macam penyakit, dan salah satunya adalah penyakit yang diderita oleh Wulan tersebut. Selain menyembuhkan, XAMthone plus juga mampu mencegah berbagai macam penyakit berbahaya lainnya.
Wulan meyakini betul bahwa XAMthone plus solusi tepat baginya karena hanya 1 bulan lebih setelah minum penyakitnya sembuh.

"Saya minum XAMthone plus hanya dalam 50 hari dan penyakitnya sembuh, luar biasa," akunya semangat. Kini Wulan gencar mempromosikan XAMthone plus ke seluruh Kota Lampung agar manfaat dan khasiatnya dapat dinikmati oleh masyarakat banyak.
XAMthone plus membawa Wulan dan siapa saja yang mengonsumsinya ke derajat kehidupan yang lebih baik khususnya dalam kesehatan.

Selain derajat kesehatan yang lebih baik, Wulan juga mendapatkan peluang usaha dan karya untuk memberikan kebahagiaan kepada keluarganya. XAMthone plus menyejahterakan Indonesia, oleh karena itu mulailah hidup sehat dengan XAMthone plus.*****

Foto Terkait


Selasa, 02 Agustus 2011

Badanku Sehat Segar Setelah Operasi Berkat XAMthone Plus


Badanku Sehat Segar Setelah Operasi Berkat XAMthone Plus“Beberapa tahun lalu saya menjalani operasi kanker payudara di sebuah rumah sakit di Karawang, Jawa Barat dan sampai saat sebelum saya minum XAMthone plus badan saya rasanya sangat lemas, tidak semangat dan tidak ada gairah semacam itulah,” beber Nancih (35) asal Karawang kepada xamthone.com.

“Selama itu saya mencoba mengonsumsi produk-produk herbal lainnya tidak perlu saya sebutkan namanya, tapi hasilnya tidak memuaskan, badan saya tetap lemas, semangat hidup saya menurun drastis,” lanjut ibu rumah tangga 2 anak, yang jadi energik setelah minum XAMthone plus. Setelah minum produk luar biasa ini ibu tersebut kembali bersemangat untuk menjalani hari-harinya.

“Saya minum XAMthone plus pada pagi, siang dan malam hari sebanyak 30 ml, rasanya enak sebanding dengan khasiatnya,” ujar Nanci. Sebelumnya Nanci mencoba menahan diri untuk tidak menjadi member of XAMthone club, tapi karena keinginan yang begitu besar darinya untuk sehat dan sejahtera maka bergabunglah dia dalam komunitas ini. “Sudah terbukti olehnya sendiri kala dia memutuskan untuk memilih komunitas ini dan sekaranglah hasilnya, dia sehat, segar dan bersemangat,” lanjut Tati.

XAMthone plus, minuman kesehatan kelas premium dengan kualitas terbaik yang dimilikinya membuat semua mata dan hati serta pikiran tertuju padanya. Mau buktikan sendiri, silakan datang setiap Senin-Jumat dalam acara seminar menyibak rahasia khasiat kulit buah manggis di kantor pusat XAMthone plus dengan alamat yang tertera di halaman depan dari website ini. Salam Sehat XAMthone plus.*****

Foto Terkait


Senin, 01 Agustus 2011

Dengan XAMthone Plus Jus Kulit Manggis Anak Jadi Pintar

Dengan XAMthone Plus Jus Kulit Manggis Anak Jadi PintarTahukah anda dengan presiden Amerika Serikat Barack Obama? Tahukah Anda dengan manggis si ratu buah yang eksotik dari Indonesia? Apa hubungannya manggis dengan Barack Obama si presiden negara adidaya itu? Berikut sedikit tulisan mengenai korelasi antara manggis dengan Barack Obama serta Zalfa Ul Zahiyah (8) asal Cisauk, Tangerang, Banten. Barack Obama lahir dari keluarga pekerja di AS tepatnya di Honolulu, Hawai 4 Agustus 1961. Konon kabarnya Barack Obama seorang yang gemar makan manggis.

Hawai merupakan salah satu sentra produksi manggis dunia. Begitu pula saat Obama mendiami Indonesia dalam kurun waktu beberapa tahun di Menteng Dalam, Jakarta Selatan, Obama memburu manggis sampai ke pasar-pasar tradisional. Benarkah khasiat manggis membuat Obama pintar? Secara empirik memang belum dibuktikan tetapi fakta sejarah hidupnya menunjukkan ada korelasi manggis dengan perkembangan intelektual Obama yang mana mengantarnya menjadi presiden kulit hitam pertama di Amerika Serikat.

Menurut penelitian manggis mampu memperkaya nutrisi otak, baik untuk pertumbuhan maupun untuk perkembangan otak itu sendiri. Khusus untuk anak-anak usia sekolah Zalfa memberikan kisahnya untuk pembaca semuanya. “Sebelum minum jus kulit manggis XAMthone plus, saya sudah belajar dengan tekun ditambah dengan guru privat yang mengajar saya selepas jam sekolah,” kisah Zalfa saat mengunjungi kantor pusat XAMthone plus beberapa waktu lalu. Tetapi prestasinya di sekolah tidak terlalu menonjol.

Setelah minum XAMthone plus beberapa botol prestasi Zalfa meningkat tajam. Poinnya bisa tembus 90.5 sebelumnya tidak pernah sampai. Ini juga jadi pertanyaan guru privatnya. “Zalfa luar biasa, dengan minum XAMthone plus nilainya meningkat,” seperti yang dituturkan Citra kepada media ini. Nutrisi manggis memang sangat bagus untuk otak anak-anak dan perkembangannya. XAMthone plus membangun intelektual anak-anak Indonesia agar kelak seperti Barack Obama dan Zalfa ini.

Nutrisi manggis yang terkandung dalam XAMthone plus membuktikan bahwa ada keajaiban di sana. Namun sayangnya, keajaiban manggis dalam XAMthone plus belum sepenuhnya dirasakan oleh anak-anak Indonesia. Sebagai pribadi-pribadi yang luar biasa, member of XAMthone plus memiliki kewajiban untuk memberitakan kebaikan alam ini untuk kemajuan dan kepintaran serta kemandirian bangsa Indonesia.

XAMthone plus the miracle of nature…!!! KPN. Foto: USB News/CP.

Foto Terkait